skip to main | skip to sidebar

Menu

  • Home
  • Download Anime

Bob.Bobi.Bibo

nikmati hidup ini dengan POSITIF,SEMANGAT,GEMBIRA

Minggu, 27 Februari 2011

Mulai 5 maret 2011 jangan coba-coba menyuap polisi lagi, itu hanya jebakan!

PERHATIAN !! MULAI 5 MARET 2011 JANGAN COBA-COBA MENYUAP POLISI LAGI, ITU HANYA JEBAKAN..

Segala pelanggaran di jalan Raya baik naik motor/mobil ” JANGAN ” MINTA DAMAI, MEMBERI UANG, BERARTI MENYUAP, wlo pun Polisi menawarkan damai, karena itu HANYA PANCINGAN / JEBAKAN. “Lebih baik minta di tilang nanti di urus di pengadilan”

Ini adalah instruksi Kapolri kepada seluruh jajaran Polisi bahwa “Bagi POLISI yg bisa membuktikan warga yg menyuap Polisi – Dapat Bonus Rp. 10jt / warga dan Penyuap kena hukuman 10 tahun”. (Nah, lebih besar kan daripada uang damai yg hanya 50 ribu s/d 100 rb, jelas aja Polisi pilih menjebak).

PENTING HARAP jangan MAIN-MAIN, info tsb banyak yg tidak tahu. Jadi Polisi sedang mencari2 KELEMAHAN / KELENGAHAN kita biar kita terpancing untuk menyuap. Di JKT / SBY sudah banyak yg kena jebakan ini ,krn tidak tahu instruksi baru dari Kapolri ini. Please inform berita ini kepada siapa saja yg anda kenal terlebih keluarga anda.
info ini semoga berguna Gan untuk kalian semua terima kasih 




 perhatian perhatian ini bukan berita HOAX tapi sudah terjadi di JAKARTA-SURABAYA tolong baca yang benar dan akan di terap kan 5 maret

sumber : http://yuan212.wordpress.com/2011/02/23/mulai-5-maret-2011-jangan-coba-coba-menyuap-polisi-lagi-itu-hanya-jebakan/
Diposting oleh Bob Iman Ilmiawan di 15.08 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: umum

Senin, 21 Februari 2011

Lagi banyak kerjaan kok ngantuuk?? INI TIPS UNTUK MENGHILANGKAN KANTUK ANDA

Kurang tidur seringkali dijadikan alasan mengantuk saat jam kerja. Tak sedikit dari Anda mencoba mengatasinya dengan secangkir kopi atau menenggak minuman penambah energi. Tetapi, tanpa disadari, minuman itu justru membuat Anda ketergantungan.

Minuman berkafein memang dapat mencegah rasa kantuk. Namun Anda patut mewaspadai efek sampingnya, mulai dari memangkas waktu tidur, mengganggu siklus dan menurunkan kualitas tidur Anda.

Lalu, bagaimana caranya agar Anda bisa tetap "melek" secara alami? Ada baiknya Anda mencoba 12 cara berikut ini :

1. Bangun dari kursi dan berjalan-jalan sejenak

Dalam sebuah studi populer, Robert Thayer PhD, seorang profesor di California State University, Long Beach, mempelajari apakah orang-orang lebih bersemangat dengan makan permen atau berjalan-jalan cepat 10 menit.

Meskipun mengunyah permen meningkatkan energi, satu jam kemudian tubuh akan kembali lelah. Sementara berjalan selama 10 menit meningkatkan energi hingga dua jam ke depan. Itu karena saat berjalan, oksigen dipompa melalui pembuluh darah Anda ke otak dan otot.

Jika Anda bekerja di meja, sering-seringlah untuk berjalan-jalan sebentar. Baik di luar gedung saat jam makan siang atau di gedung tempat Anda bekerja, akan membuat Anda merasa lebih waspada dan segar.
2. Istirahatkan mata untuk hindari kelelahan

Nongkrong di depan komputer selama berjam-jam dapat menyebabkan mata lelah. Alihkan pandangan dari layar komputer selama beberapa menit untuk membuat mata lebih rileks.
3. Pilih cemilan yang sehat

Cemilan sehat dapat meningkatkan energi lebih lama, seperti:
1. Kacang mentega pada kerupuk gandum atau batang seledri
2. Yogurt dan segenggam kacang-kacangan atau buah segar
3. Baby carrots dengan saus krim keju rendah lemak.

4. Ngobrol dengan rekan kerja

Jika Anda tidak konsentrasi, ngobrolah untuk membuat pikiran anda rileks sejenak. "Bicaralah dengan rekan kerja tentang bisnis, politik, atau agama. Ini akan menjadi perangsang yang kuat terutama pembicaraan tentang politik," kata Krakow, Direktur Medis dari Maimonides Seni Tidur dan Ilmu Pengetahuan, Ltd di Albuquerque.
5. Bikin ruang kerja lebih terang

Lingkungan dengan pencahayaan redup memicu kelelahan. Studi menunjukkan cahaya terang dapat mengurangi kantuk dan meningkatkan kewaspadaan.
6. Tarik nafas dalam

Menarik nafas yang dalam dapat meningkatkan kadar oksigen darah dalam tubuh. Hal ini memperlambat detak jantung, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan sirkulasi, yang pada akhirnya membantu kinerja mental dan energi.

Ide dari latihan pernafasan adalah untuk menghirup udara ke perut, bukan dada. Anda dapat melakukannya di meja Anda. Duduk tegak, cobalah latihan ini sampai 10 kali :

* Dengan satu tangan di perut Anda tepat di bawah tulang rusuk dan yang lainnya di dada Anda, tarik napas dalam melalui hidung Anda dan biarkan perut Anda mendorong tangan Anda keluar. Dada Anda tidak boleh bergerak.
* Tarik napas melalui bibir seolah-olah Anda bersiul. Anda dapat menggunakan tangan di perut Anda untuk membantu mendorong udara keluar.

Teknik lain disebut merangsang napas, digunakan dalam yoga untuk meningkatkan energi dan meningkatkan kewaspadaan. Caranya : Tarik dan hembuskan napas secara cepat cepat melalui hidung. Mulut Anda tetap tertutup tapi santai. Lakukan teknik napas ini dengan tempo singkat, yakni tiga kali dari setiap siklus dalam satu detik. Lalu setelahnya, bernapaslah dengan normal. Anda dapat melakukannya sampai 15 detik untuk pertama kali dan untuk berikutnya tambahkan lima detik setiap kali melakukannya hingga mencapai satu menit.
7. Menepilah saat mengantuk ketika mengemudi

"Mengemudi sambil mengantuk sama bahayanya dengan mengemudi di bawah pengaruh alkohol," kata Siebern. Triknya, Anda dapat membuka jendela dan menyalakan musik keras. "Gantikan posisi anda yang mengemudi dengan orang lain atau menepilah dan tidur hingga kantuknya hilang," kata Siebern.

Jika Anda berada dalam perjalanan panjang, gantilah posisi pengemudi sesering mungkin. Berhenti setidaknya setiap dua jam untuk berjalan-jalan dan mendapatkan udara segar.

8. Alihkan tugas untuk stimulasikan pikiran

Pada 2004, peneliti Finlandia mempelajari orang-orang yang bekerja shift malam (jam 12). Mereka menemukan bahwa pekerjaan monoton sama berbahayanya karena mengurangi waktu tidur dan menurunkan kewaspadaan. Cobalah melakukan tugas yang berbeda di rumah atau di tempat kerja saat mengantuk. Atau beralih ke tugas lain yang lebih menarik ketika Anda merasa mengantuk.

9. Minum air

Dehidrasi dapat menyebabkan kelelahan. Pastikan Anda minum banyak air dan makan makanan yang mengandung kadar air tinggi seperti buah dan sayuran.

10. Tidur siang sejenak hilangkan kantuk

Menurut Barry Krakow, MD, penulis Sound Sleep, Sound Mind: Seven Keys to Sleeping Through the Night, ada dua hal yang perlu diingat tentang tidur siang: Jangan tidur siang lebih dari sekali, atau mendekati waktu tidur Anda. "Tidurlah antara 5 sampai 25 menit," kata Barry.

Waktu tidur siang sebaiknya enam atau tujuh jam sebelum Anda biasa akan pergi tidur. Jika Anda ingin istirahat hampir saat jam tidur, istirahatlah lebih pendek.

Jika Anda perlu tidur siang di tempat kerja, lebih baik jangan tidur di meja. Beberapa perusahaan menyediakan kamar tidur bagi karyawan. Atau anda dapat melatih selama liburan dengan jam alarm untuk memastikan anda bangun tepat waktu.

"Jika Anda tidak dapat tidur, beristirahatlah dengan menutup mata selama 10 menit atau lebih," kata Allison T. Siebern, PhD, dari Stanford University Sleep Medicine Center di Redwood City, California.

11. Udara siang mengatur siklus tidur

Cobalah untuk menghabiskan setidaknya 30 menit sehari di bawah sinar matahari alami. (Bagi penderita insomnia, para ahli merekomendasikan untuk tidur pada jam matahari pagi bersinar). Berjalanlah keluar untuk menghirup udara segar sekaligus memulihkan kembali indera Anda.

12. Olahraga

Hasil analisis 70 penelitian pada 2006 yang melibatkan lebih dari 6.800 orang, para ahli dari Universitas Georgia menemukan, olahraga lebih efektif meningkatkan energi dan mengurangi kelelahan di siang hari daripada mengonsumsi obat. Olahraga teratur juga meningkatkan kualitas tidur.

Cobalah berolahraga selama 30 menit sehari. Jika Anda memutuskan berlatih keras dalam beberapa hari, kemungkinan tingkat energi Anda akan menurun dan baru pulih dalam beberapa jam kemudian. Konsumsilah makanan yang mengandung protein dan karbohidrat dalam waktu dua jam setelah latihan berat untuk mengganti hilangnya energi di awal latihan. Pastikan untuk menyelesaikan latihan beberapa jam sebelum waktu tidur sehingga Anda mengantuk saat mencoba tidur.

Kapan perlu ke dokter?

Jika Anda tak bisa berhenti mengantuk, waspadalah! Konsultasikan dengan dokter atau spesialis tidur. Mungkin Anda memiliki gangguan tidur seperti kantuk berlebihan atau narkolepsi. Jika Anda sulit tidur karena stres atau alasan lain, terapi perilaku kognitif dapat membantu mengembangkan kebiasaan tidur yang baik dan mengurangi kecemasan tidur.
terimakasih referensinya,, sumber : jejak2mimpi.multiply.com
Diposting oleh Bob Iman Ilmiawan di 21.43 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: One Stop Reading

Minggu, 13 Februari 2011

Kisah Nyata PNS Bersih Kisah Seorang Pemeriksa Pajak Melawan Korupsi

(Majalah Tarbawi Edisi 111 Th. 7/Jumadal Ula 1426 H/23 Juni 2005)

Sebagai pegawai Departemen Keuangan, saya tidak gelisah dan tidak kalang kabut akibat prinsip hidup korupsi. Ketika misalnya, tim Inspektorat Jenderal datang, BPKP datang, BPK datang, teman-teman di kantor gelisah dan belingsatan, kami tenang saja. Jadi sebenarnya hidup tanpa korupsi itu menyenangkan sekali.

Hidup tidak korupsi itu sebenarnya lebih menyenangkan. Meski orang melihat kita sepertinya sengsara, tapi sebetulnya lebih menyenangkan. Keadaan itu paling tidak yang saya rasakan langsung. Saya AS (maaf, belum minta ijin untuk menulis namanya secara lengkap-alf.), lahir di Jawa Timur tahun 1970, sampai dengan SMA di Mojokerto, kemudian kuliah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan selesai pada 1992. Pada 17 Oktober 1992 saya menikah dan kemudian saya ditugaskan di Medan. Saya ketika itu mungkin termasuk generasi pertama yang mencoba menghilangkan dan melawan arus korupsi yang sudah sangat lazim. Waktu itu pertentangan memang sangat keras. Saya punya prinsip satu saja, karena takut pada Allah, jangan sampai ada rezeki haram menjadi daging dalam diri dan keturunan. Itu saja yang selalu ada dalam hati saya. Kalau ingat prinsip itu, saya selalu menegaskan lagi untuk mengambil arak yang jelas dan tidak menikmati sedikitpun harta yang haram.

Syukurlah, prinsip itu bisa didukung keluarga, karena isteri juga aktif dalam pengajian keislaman. Sejak awal ketika menikah, saya sampaikan kepada isteri bahwa saya pegawai negeri di Departemen Keuangan, meski imej banyak orang, pegawai Departemen Keuangan kaya, tapi sebenarnya tidak begitu. Gaji saya hanya sekian, kalau mau diajak hidup sederhana dan tanpa korupsi, ayo. Kalau tidak mau, ya sudah tidak jadi. Dari awal saya sudah berusaha menanamkan komitmen kami seperti itu. Saya juga sering ingatkan kepada isteri, bahwa kalau kita konsisten dengan jalan yang kita pilih ini, pada saat kita membutuhkan maka Allah akan selesaikan kebutuhan itu. Jadi yg penting usaha dan konsistensi kita. Saya juga suka mengulang beberapa kejadian yg kami alami selama menjalankan prinsip hidup seperti ini kepada istri. Bahwa yg penting bagi kita adalah cukup dan berkahnya, bahwa kita bisa menjalani hidup layak. Bukan berlebih seperti memiliki rumah dan mobil mewah. Menjalani prinsip seperti ini jelas banyak ujiannya. Di mata keluarga besar misalnya, orang tua saya juga sebenarnya mengikuti logika umum bahwa orang pajak pasti kaya. Sehingga mereka biasa meminta kami membantu adik-adik dan keluarga. Tapi kami berusaha menjelaskan bahwa kondisi kami berbeda dengan imej dan anggapan orang. Proses memberi pemahaman seperti ini pada keluarga sulit dan membutuhkan waktu bertahun-tahun. Sampai akhirnya pernah mereka berkunjung ke rumah saya di Medan, saat itulah mereka baru mengetahui dan melihat bagaimana kondisi keluarga saya, barulah perlahan-lahan mereka bisa memahami. Jabatan saya sampai sekarang adalah petugas verifikasi lapangan atau pemeriksa pajak. Kalau dibandingkan teman-teman seangkatan sebenarnya karir saya bisa dikatakan terhambat antara empat sampai lima tahun. Seharusnya paling tidak sudah menjabat Kepala Seksi, Eselon IV. Tapi sekarang baru Eselon V. Apalagi dahulu di masa Orde Baru, penentangan untuk tidak menerima uang korupsi sama saja dengan karir terhambat. Karena saya dianggap tidak cocok dengan atasan, maka kondite saya di mata mereka buruk. Terutama poin ketaatannya, dianggap tidak baik dan jatuh. Banyak pelajaran yang bisa saya petik dari semua pengalaman itu. Antara lain, orang orang yang berbuat jahat akan selalu berusaha mencari kawan apa pun caranya. Cara keras, pelan, lewat bujukan atau apa pun akan mereka lakukan agar mereka mendapat dukungan. Mereka pada dasarnya tidak ingin ada orang yang bersih. Mereka tidak ingin ada orang yang tidak seperti mereka. Pengalaman di kantor yang paling berkesan ketika mereka menggunakan cara paling halus, pura-pura berteman dan bersahabat. Tapi belakangan, setelah sekian tahun barulah ketahuan, kita sudah dikhianati. Cara seperti ini seperti sudah direkayasa. Misalnya, pegawai-pegawai baru didekati. Mereka dikenalkan dengan gaya hidup dan cara bekerja pegawai lama, bahwa seperti inilah gaya hidup pegawai Departemen Keuangan. Bila tidak berhasil, mereka akan pakai cara lain lagi, begitu seterusnya. Pola-pola apa saja dipakai, sampai mereka bisa merangkul orang itu menjadi teman.

Saya pernah punya atasan. Dari awal ketika memperkenalkan diri, dia sangat simpatik di, mata saya. Dia juga satu-satunya atasan yang mau bermain ke rumah bawahan. Saya dengan atasan itu kemudian menjadi seperti sahabat, bahkan seperti keluarga sendiri. Di akhir pekan, kami biasa memancing sama-sama atau jalan-jalan bersama keluarga. Dan ketika pulang, dia biasa juga menitipkan uang dalam amplop pada anak-anak saya. Saya sendiri menganggap pemberian itu hanya hadiah saja, berapalah hadiah yang diberikan kepada anak-anak. Tidak terlalu saya perhatikan. Apalagi dalam proses pertemanan itu kami sedikit saja berbicara tentang pekerjaan. Dan dia juga sering datang menjemput ke rumah, mangajak mancing atau ke toko buku sambil membawa anak-anak. Hingga satu saat saya mendapat surat perintah pemeriksaan sebuah perusahaan besar. Dari hasil pemeriksaan itu saya menemukan penyimpangan sangat besar dan luar biasa jumlahnya. Pada waktu itu, atasan melakukan pendekatan pada saya dengan cara paling halus. Dia mengatakan, kalau semua penyimpangan ini kita ungkapkan, maka perusahaan itu bangkrut dan banyak pegawai yang di-PHK. Karena itu, dia menganggap efek pembuktian penyimpangan itu justru menyebabkan masyarakat rugi. Sementara dari sisi pandang saya, betapa tidak adilnya kalau tidak mengungkap temuan itu. Karena sebelumnya ada yang melakukan penyimpangan dan kami ungkapkan. Berarti ada pembedaan. Jadwal penagihannya pun sama seperti perusahaan lain. Karena dirasa sulit mempengaruhi sikap saya, kemudian dia memakai logika lain lagi. Apakah tidak sebaiknya kalau temuan itu diturunkan dan dirundingkan dengan klien, agar bisa membayar pajak dan negara untung, karena ada uang yang masuk negara. Logika seperti ini juga tidak bisa saya terima. Waktu itu, saya satu-satunya anggota tim yang menolak dan meminta agar temuan itu tetap diungkap apa adanya. Meski saya juga sadar, kalau saya tidak menanda tangani hasil laporan itu pun, laporan itu akan tetap sah. Tapi saya merasa teman-teman itu sangat tidak ingin semua tidak sepakat dan sama seperti mereka. Mereka ingin semua sepakat dan sama seperti mereka. Paling tidak menerima. Ketika sudah mentok semuanya, saya dipanggil oleh atasan dan disidang di depan kepala kantor. Dan ini yang amat berkesan sampai sekarang, bahwa upaya mereka untuk menjadikan orang lain tidak bersih memang direncanakan. Di forum itu, secara terang-terangan atasan yang sudah lama bersahabat dan seperti keluarga sendiri dengan saya itu mengatakan, " Sudahlah, Dik Arif tidak usah munafik." Saya katakan, "Tidak munafik bagaimana Pak? Selama ini saya insya Allah konsisten untuk tidak melakukan korupsi." Kemudian ia sampaikan terus terang bahwa uang yang selama kurang lebih dua tahun ia berikan pada anak saya adalah uang dari klien. Ketika mendengar itu, saya sangat terpukul, apalagi merasakan sahabat itu ternyata berkhianat. Karena terus terang saya belum pernah mempunyai teman sangat dekat seperti itu, kecuali yang memang sudah sama-sama punya prinsip untuk menolak uang suap. Bukan karena saya tidak mau bergaul, tapi karena kami tahu persis bahwa mereka perlahan lahan menggiring ke arah yang mereka mau. Ketika merasa terpukul dan tidak bisa membalas dengan kata-kata apapun, saya pulang. Saya menangis dan menceritakan masalah itu pada isteri saya di rumah. Ketika mendengar cerita saya itu, isteri langsung sujud syukur. Ia lalu mengatakan"Alhamdulillah. Selama ini uang itu tidak pernah saya pakai,katanya.Ternyata di luar pengatahuan saya, alhamdulillah, amplop-amplop itu tidak digunakan sedikit pun oleh isteri saya untuk keperluan apapun. Jadi amplop-amplop itu disimpan di sebuah tempat, meski ia sama sekali tidak tahu apa status uang itu. Amplop-amplop itu semuanya masih utuh. Termasuk tulisannya masih utuh, tidak ada yang dibuka. Jumlahnya berapa saya juga tidak tahu. Yang jelas, bukan lagi puluhan juta. Karena sudah masuk hitungan dua tahun dan diberikan hampir setiap pekan. Saya menjadi bersemangat kembali. Saya ambil semua amplop itu dan saya bawa ke kantor. Saya minta bertemu dengan kepala kantor dan kepala seksi. Dalam forum itu, saya lempar semua amplop itu di hadapan atasan saya hingga bertaburan di lantai. Saya katakan, "Makan uang itu, satu rupiah pun saya tidak pernah gunakan uang itu. Mulai saat ini, saya tidak pernah percaya satu pun perkataan kalian." Mereka tidak bisa bicara apapun karena fakta obyektif, saya tidak pernah memakai uang yang mereka tuduhkan. Tapi esok harinya, saya langsung dimutasi antar seksi. Awalnya saya di auditor, lantas saya diletakkan di arsip, meski tetap menjadi petugas lapangan pemeriksa pajak. Itu berjalan sampai sekarang. 

Ketika melawan arus yang kuat, tentu saja da saat tarik-menarik dalam hati dan konflik batin. Apalagi keluarga saya hidup dalam kondisi terbatas. Tapi alhamdulillah, sampai sekarang saya tidak tergoda untuk menggunakan uang yang tidak jelas. Ada pengalaman lain yang masih saya ingat sampai sekarang. Ketika saya mengalami kondisi yang begitu mendesak. Misalnya, ketika anak kedua lahir. Saat itu persis ketika saya membayar kontrak rumah dan tabungan saya habis. Sampai detik-detik terakhir harus membayar uang rumah sakit untuk membawa isteri dan bayi kami ke rumah, saya tidak punya uang serupiah pun. Saya mau bicara dengan pihak rumah sakit dan terus terang bahwa insya Allah pekan depan akan saya bayar, tapi saya tidak bisa ngomong juga. Akhirnya saya keluar sebentar ke masjid untuk sholat dhuha. Begitu pulang dari sholat dhuha, tiba-tiba saja saya ketemu teman lama di rumah sakit itu. Sebelumnya kami lama sekali tidak pernah jumpa. Dia dapat cerita dari teman bahwa isteri saya melahirkan, maka dia sempatkan datang ke rumah sakit. Wallahu alam apakah dia sudah iceritakan kondisi saya atau bagaimana, tetapi ketika ingin enyampaikan kondisi saya pada pihak rumah sakit, saya malah itunjukkan kwitansi seluruh biaya perawatan isteri yang sudah lunas. Alhamdulillah.

Ada lagi peristiwa hampir sama, ketika anak saya operasi mata karena ada lipoma yang arus diangkat. Awalnya, saya pakai jasa askes. Tapi karena pelayanan pengguna Askes tampaknya apa adanya, dan saya kasihan karena anak saya baru berumur empat tahun, saya tidak pakai Askes lagi. Saya ke Rumah Sakit yang agak bagus sehingga pelayanannya juga agak bagus. Itu saya lakukan sambil tetap berfikir, nanti uangnya pinjam dari mana? Ketika anak harus pulang, saya belum juga punya uang. Dan saya paling susah sekali menyampaikan ingin pinjam uang. Alhamdulillah, ternyata Allah cukupkan kebutuhan itu pada detik terakhir. Ketika sedang membereskan pakaian di rumah sakit, tiba-tiba Allah pertemukan saya dengan seseorang yang sudah lama tidak bertemu. Ia bertanya mbagaimana kabar, dan saya ceritakan anak saya sedang dioperasi. Dia katakan, "Kenapa tidak bilang-bilang?" Saya sampaikan karena tidak sempat saja. Setelah teman itu pulang, ketika ingin menyampaikan penundaan pembayaran, ternyata kwitansinya juga sudah dilunasi oleh teman itu. Alhamdulillah. Saya berusaha tidak terjatuh ke dalam korupsi, meski masih ada tekanan keluarga besar, di luar keluarga inti saya. Karena ada teman yang tadinya baik tidak memakan korupsi, tapi jatuh karena tekanan keluarga. Keluarganya minta bantuan, karena takut dibilang pelit, mereka terpaksa pinjam sana sini. Ketika harus bayar, akhirnya mereka terjerat korupsi juga. Karena banyak yang seperti itu, dan saya tidak mau terjebak begitu, saya berusaha dari awal tidak demikian. Saya berusaha cari usaha lain, dengan mengajar dan sebagainya. Isteri saya juga bekerja sebagai guru. Di lingkungan kerja, pendekatan yang saya lakukan biasanya lebih banyak dengan bercanda. Sedangkan pendekatan serius, sebenarnya mereka sudah puas dengan pendekatan itu, tapi tidak berubah. Dengan pendekatan bercanda, misalnya ketika datang tim pemeriksa dari BPK, BPKP, atau Irjen. Mereka gelisah sana-sini kumpulkan uang untuk menyuap pemeriksa. Jadi mereka dapat suap lalu menyuap lagi. Seperti rantai makanan. Siapa memakan siapa. Uang yang mereka kumpulkan juga habis untuk dipakai menyuap lagi. Mereka selalu takut ini takut itu. Paling sering saya hanya mengatakan dengan bercanda, "Uang setan ya dimakan hantu." Dari percakapan seperti itu ada juga yang mulai berubah, kemudian berdialog dan akhirnya berhenti sama sekali. Harta mereka jual dan diberikan kepada masyarakat. Tapi yang seperti itu tidak banyak. Sedikit sekali orang yang bisa merubah gaya hidup yang semula mewah lalu tiba-tiba miskin. Itu sulit sekali. Ada juga diantara teman-teman yang beranggapan, dirinya tidak pernah emeras dan tidak memakan uang korupsi secara langsung. Tapi hanya menerima uang dari atasan. Mereka beralasan toh tidak meminta dan atasan itu hanya memberi. Mereka mengatakan tidak perlu bertanya uang itu dari mana. Padahal sebenarnya, dari ukuran gaji kami tahu persis bahwa atasan kami tidak akan pernah bisa memberikan uang sebesar itu. Atasan yang memberikan itu berlapis-lapis. Kalau atasan langsung biasanya memberi uang hari Jumat atau akhir pekan. Istilahnya kurang lebih uang Jumatan. Atasan yang berikutnya lagi pada momen berikutnya memberi juga. Kalau atasan yang lebih tinggi lagi biasanya memberi menjelang lebaran dan sebagainya. Kalau dihitung-hitung sebenarnya lebih besar uang dari atasan dibanding gaji bulanan. Orang-orang yang menerima uang seperti ini yang sulit berubah. Mereka termasuk rajin sholat, puasa sunnah dan membaca Al-Qur'an. Tetapi mereka sulit berubah. Ternyata hidup dengan korupsi memang membuat sengsara. Di antara teman-teman yang korupsi, ada juga yang akhirnya dipecat, ada yang melarikan diri karena dikejar-kejar polisi, ada yang isterinya selingkuh dan lain-lain. Meski secara ekonomi mereka sangat mapan, bukan hanya sekadar mapan. Yang sangat dramatis, saya ingat teman sebangku saya saat kuliah di STAN. Awalnya dia sama-sama ikut kajian keislaman di kampus. Tapi ketika keluarganya mulai sering minta bantuan, adiknya kuliah, pengobatan keluarga dan lainnya, dia tidak bisa berterus terang tidak punya uang. Akhirnya ia mencoba hutang sana-sini. Diapun terjebak dan merasa sudah terlanjur jatuh, akhirnya dia betul-betul sama dengan teman-teman di kantor. Bahkan sampai sholat ditinggalkan. Terakhir, dia ditangkap polisi ketika sedang mengkonsumsi narkoba. Isterinya pun selingkuh. Teman itu sekarang dipecat dan dipenjara. Saya berharap akan makin banyak orang yang melakukan jihad untuk hidup yang bersih. Kita harus bisa menjadi pelopordan teladan dimana saja. Kiatnya hanya satu, terus menerus menumbuhkan rasa takut menggunakan dan memakan uang haram. Jangan sampai daging kita ini tumbuh dari hasil rejeki yang haram. Saya berharap, mudah-mudahan Allah tetap memberikan pada kami keistiqomahan (matanya berkaca-kaca).

 from:http://trisnaulan.blogspot.com/2010/02/kisah-nyata-pns-bersih.html
Diposting oleh Bob Iman Ilmiawan di 13.07 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: One Stop Reading

Selasa, 11 Januari 2011

Kenapa Harga Cabe bisa mempengaruhi inflasi dan semakin mahal?

Saat makanan menjadi kehilangan rasa, apalagi yang bisa menebus kehilangan rasa itu?

Bukannya mau bersikap pesimistis, namun penggemar rasa pedas kini sedikit berduka karena harga cabai menjulang tinggi sekali, bisa mencapai Rp140.000 sekilogram!

"Mau apa lagi? Kalau mau rasa pedasnya seperti biasa pembeli harus bayar lebih. Jadi terpaksa tambah lada sedikit atau campur bawang putih. Cabai rawit di Pasar Badung sudah Rp85.000 sekilo," kata Seno, penjaja bebek goreng, ayam goreng, dan pecel lele di depan RS Puri Bunda, Denpasar.

Jurus Seno dan ketiga temannya mengakali rasa pedas di warung tendanya cukup jitu.

Ulekan lada dipadu bawang merah dan tomat mengoplos cabe sudah cukup mengobati kerinduan para pecinta rasa pedas walau tidak mungkin menyamai rasa pedasnya cabai asli.

Berjualan semalam dari petang hari, Seno perlu tiga kilogram cabai keriting dan satu kilogram cabai rawit. Hingga Agustus tahun lalu, modalnya untuk membeli pengobat rindu penggemar rasa pedas itu masih terjangkau. "Sekarang? wah, tidak sanggup lagi. Kok bisa mahal sekali ya?," kata pemuda asal Banjarnegara, Jawa Tengah itu.

Juni 2010, katanya, harga cabai segala jenis mulai merangkak naik dari Rp20.000 menjadi Rp25.000 per kilogram. Sejak itu harga tidak pernah turun lagi dan menjadi lebih parah dengan "rekor" sampai Rp100.000 per kilogram, sebab hujan lebat tiada putus membuat cabai busuk di kebun-kebun petani.

Cerita sama juga dikatakan Johny, pemilik Manado 88, satu rumah makan masakan Manado terkenal di Bali. Siapa yang tidak paham rasa pedas hampir semua jenis menu makanan asli Manado? "Keadaan cukup sulit untuk bisa seperti dulu lagi. Kami juga sulit menaikkan harga masakan lebih tinggi lagi," kata lelaki yang telah puluhan tahun merantau di Bali itu.

Ironis, Bali yang berpenduduk empat juta jiwa dan dianugerahi tanah sangat subur juga kelimpahan air, namun senantiasa kekurangan bahan pangan terutama sayuran dan buah-buahan. Itu sebabnya banyak sekali komoditas hortikultura itu harus diseberangkan dari Pulau Jawa.

Akan halnya kenaikan harga cabai (Capsicum annuum, Linneaeus) itu terjadi di Kalimantan, yang diberitakan mencapai Rp140.000 per kilogram, mungkin orang bisa memaklumi karena kualitas kesuburan tanah dan ketersediaan air di sana tidak sebaik di Pulau Jawa atau Pulau Bali.

Manusia diberi akal-budi untuk bisa bertahan hidup dan itu juga yang terjadi untuk menyiasati kenaikan harga cabai. Di Pasar Badung dan Pasar Kereneng, Denpasar, sebagaimana juga terjadi di Pasar Gianyar, cabai-cabai hampir busuk yang biasanya tidak dilirik kini laku keras.

Harga cabai oplosan dengan yang hampir busuk itu juga masih lumayan mahal, antara Rp40.000 dan Rp80.000 sekilogram. "Mau apa lagi? Yang penting murah dan tidak bikin sakit perut," kata Seno.



Begitulah cerita tentang cabai di Tanah Air yang katanya kaya-raya, tempat di mana tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Sejak belasan tahun lalu, hampir setiap hari raya agama atau musim hujan, harga komoditas hortikultura selalu bergerak naik dengan banyak alasan, mulai dari busuk di kebun, angkutan tidak lancar, sampai aksi ambil untung secara keterlaluan oleh spekulan.

Cabai mengandung asam kapsikum yang menciptakan rasa pedas di lidah bagian tengah. Kandungan asam kapsikum yang juga bisa meningkatkan produksi asam lambung di perut manusia ini, paling banyak terdapat di bagian bijinya dan bukan pada kulit buah atau tangkai buahnya.

Semakin tua cabai itu didukung lingkungan cukup kering, maka kandungan asam kapsikum di dalam bijinya semakin meningkat; hal ini penyebab cabai rawit asal NTT lebih pedas ketimbang rekannya asal Jawa Barat.

Kandungan asam organik tanaman yang satu keluarga dengan kentang itu juga berpelurus kandungan asam askorbat yang bahan utama vitamin C.

Kini rasa pedas cabai itu semakin menggigit karena kenaikan harga cabai di pasar tradisional secara nasional ikut memicu kenaikan laju inflasi pada saat pemerintah pusat tengah berbangga hati tingkat pertumbuhan ekonomi meningkat. Kalau tidak segera diatasi bisa membuat "sakit perut" pemerintah dan rakyat Indonesia.

Terdapat satu aliran asumsi pengamatan kemakmuran satu masyarakat, yaitu dengan mengamati secara langsung tingkat kemakmuran itu di kalangan masyarakat menengah-bawah. Biasanya, kelas masyarakat inilah yang mengisi lebih dari dua pertiga populasi suatu negara, tidak ubahnya di Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mempunyai risalah ilmiah tersendiri soal kenaikan harga cabai ini, yang mencatat kenaikan harga cabai dan beras selama Juni 2010 telah mendorong kenaikan inflasi bulan itu hingga mendekati satu persen.

"Harga cabai merah naik 45,7 persen selama Juni 2010 dibandingkan Mei 2010 dengan bobot 0,69 persen dalam inflasi total, jadi menyumbang 0,26 persen atau tertinggi sumbangannya dalam inflasi Juni 2010 yang 0,97 persen," kata Kepala BPS, Rusman Heriawan, di Jakarta, beberapa masa lalu.



BPS mencatat inflasi pada Juni 2010 sebesar 0,97 persen, yang jika diurut mundur hingga Januari 2010 mencapai 2,42 persen sementara periode yang sama tahun sebelumnya mencapai besaran 5,05 persen. Heriawan menjelaskan, beras mengalami kenaikan harga sebesar 2,67 persen selama Juni dibandingkan Mei 2010, namun pengaruhnya perhadap inflasi cukup besar yaitu 4,42 persen.

Sumbangan kenaikan harga beras terhadap inflasi sebesar 0,13 persen dari inflasi total Juni yang sebesar 0,97 persen. "Tidak ada satupun kelompok harga yang mengalami deflasi," katanya.

Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan yaitu 3,2 persen, kedua makaanan jadi, minuman dan rokok sebesar 0,41 persen, perumahan, air, dan listrik 0,23 persen meski Tarif Dasar Listrik (saat itu) belum dinaikkan.

Saat mengumumkan hal ini, BPS memperkirakan target inflasi 2010 yang dipatok pemerintah dan Bank Indonesia meleset, dengan target inflasi selama 2010 sekitar lima persen plus-minus satu persen. "Inflasi ini di atas target BI sebesar lima persen plus-minus satu," kata Heriawan di Jakarta, menjelan akhir tahun 2010 lalu.

Jika pada semester perdana 2010 inflasi tercatat 2,42 persen, maka selama 11 bulan pertama 2010, angka itu meningkat hingga ke angka 5,98 persen dan "year on year" mencapai 6,96 persen. Bahkan, untuk November saja, laju inflasi telah mengejutkan bank sentral, yang diakui Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, semula inflasi November diperkirakan di bawah 0,5 persen, ternyata malah 0,6 persen.

Khusus untuk harga cabai, ternyata sayuran pedas ini memberi sumbangan signifikan terhadap laju inflai pada Desember 2010 lalu. "Sampai 0,33 persen," kata Heriawan.


Wakil Menteri Pertanian, Bayu Krisnamurthi, berkomentar tentang hal itu yang dikatakan dia sebagai hal biasa. "Cabai merupakan barang pokok yang dikonsumsi masyarakat Indonesia dan tidak bisa disimpan lama. Kalau musim hujan, produksi turun, dan mudah busuk. Ini kasihan petaninya, baru senang sedikit sudah hujan," katanya.

Namun bagi Seno dan banyak sekali warga lain Indonesia, harga barang-barang yang melambung terlalu tinggi dan tidak terjangkau, makin menjerat kehidupan mereka. "Jangan mikir punya tabungan sekarang ini, bisa sedikit di atas modal saja sudah bagus," katanya.

Seno, sebagaimana halnya Johnny sebetulnya membantu tugas pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Walau digolongkan ke dalam kelas usaha gurem yang dihaluskan menjadi mikro, namun secara swadaya dengan tidak menikmati suntikan Kredit Usaha Rakyat dari bank, mereka bisa melaksanakan aktivitas ekonomi yang memberi efek pengganda tertentu kepada lingkungannya.

Kenaikan harga barang-barang jelas menjadi hal sangat sentitif bagi rakyat. Rakyat memakai logikanya sendiri dan memberi penilaian sangat sederhana kepada keberhasilan satu pemerintahan negara, yaitu kenaikan harga barang sebagai ukuran.

Bukankah hal-hal seperti ini, mulai dari arus mudik, musim liburan, jemaah haji, dan lain sebagainya selalu berulang dengan pola mirip dari tahun ke tahun?

Oleh Ade P Marboen

Sumber : kompas.com dipost kembali oleh http://myquran.com/forum/showthread.php/22840-Kenapa-Harga-Cabe-bisa-mempengaruhi-inflasi-dan-semakin-mahal


Diposting oleh Bob Iman Ilmiawan di 07.25 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Akuntansi, umum

Menjalankan Peraturan Tidak Semudah Membuat Peraturan

Apakah benda yang wajib dimiliki Warga Negara Indonesia jika telah berumur 17 tahun? Uang? Bukan. Anak? Haha tentu saja bukan. Yup, semua WNI tanpa terkecuali yang sudah berusia 17 tahun keatas wajib memiliki identitas kependudukan yaitu KTP.

Saya mempunyai pengalaman pribadi dalam mengurus pembuatan KTP. Dan ini ada kaitannya dengan etika profesi dalam hal pelayanan publik.

Pertengahan 2010 lalu, saya kehilangan dompet di kampus. Tentu saja KTP saya pun ikut hilang (yaiyalaah..). Parahnya, saya baru mengajukan pembuatan KTP baru 3 bulan kemudian,haha. Setelah menanyakan pada ibu saya, ternyata untuk membuat KTP tidak sulit. Cukup membawa fotokopi Kartu Keluarga (KK) 1 lembar saja. Nanti fotonya langsung di sana. Kredit untuk kantor kelurahan yang memenuhi salah satu kriteria pelayanan publik yaitu Kesederhanaan.

Saat sampai di kantor kelurahan daerah saya, saya segera menuju loket pelayanan kependudukan. O..O..ternyata saya datang di jam yang kurang tepat. Saya datang sekitar pukul 1 siang, dimana saat itu para karyawan sedang istirahat, sehingga loket ditutup untuk sementara. Saya melihat jadwal istirahat dan melihat bahwa loket akan dibuka kembali pada pukul 13.30. Apa boleh buat, saya harus menunggu.

Pukul 13.30, teng, saya melirik, hmmmm belum dibuka juga loketnya. 5 menit... 10 menit... berlalu sudah. Di loket belum tampak batang hidung si petugas. Saya berpikir, wah bagaimana ini petugasnya. Kenapa kurang disiplin. Akhirnya saya memberanikan diri untuk masuk ke dalam kantornya, dan ternyata sang petugas sudah ada namun hanya duduk di belakang komputer. Hmmm entah apa yang sedang dikerjakannya, tapi saya berusaha husnudzon saja. Siapa tahu ada pekerjaan yang sangat penting sehingga tidak bisa ditinggalkan.
Lalu saya mendatangi petugas tersebut dan mengutarakan maksud saya. “Mbak, KTP saya hilang. Saya mau buat KTP baru.” tutur saya. “Oh iya sebentar ya.” Jawab petugas itu seraya mengambilkan formulir permohonan pembuatan KTP baru. Saya segera mengisi formulir tersebut. Formulirnya cukup simple, tidak ribet. Tidak banyak data yang harus saya isi. Mungkin ini karena saya hanya mengganti KTP yang hilang. Setelah selesai, saya menyerahkan formulir tersebut beserta fotokopi KK. Setelah menggabungkan berkas-berkas, petugas tersebut mempersilahkan saya untuk duduk di depan komputer. Ada kamera digital yang tersambung ke komputer. WOW, kantor kelurahan zaman sekarang canggih juga, sehingga kita tidak perlu menempel foto lagi.

Setelah difoto, petugas tersebut berkata, “KTP nya jadi sekitar 3 hari lagi ya.” Wah, cukup cepat ternyata. Dulu banyak yang mengeluh karena butuh waktu sekitar 2 minggu lebih jika lewat “cara biasa”. Tapi petugasnya belum selesai berkata. “Oiya, ini ada biaya administrasinya ya.” tambahnya.  Saya yang belum pernah membuat KTP sendiri langsung mengiyakan. Saat 17 tahun, saya memang nitip ibu saya membuat KTP, sekalian ibu saya memperpanjang KTP. “Berapa?” tanya saya.”Seikhlasnya.” jawab dia. Sesaat saya tahu, wah ini pasti pungli. Akan tetapi saya biarkan saja. Daripada nanti jadi ribet. Uang di dompet saya tinggal 10 ribu dan beberapa receh. Tidak mungkin saya memberi mbak nya seribuan, criing! Hahaha. Ya sudah, saya memberikan uang 10 ribu dan menerima formulir untuk mengambil KTP nantinya.
Selesai sudaah.. eits belum2... saat akan keluar, saya melihat sebuah papan yang berjudul : DAFTAR TARIF RETRIBUSI, PENDAFTARAN PENDUDUK & PENCATATAN SIPIL PROVINSI DKI JAKARTA. Jeng..jengg! ternyata terdapat daftar lengkap tarif retribusi yang legal mulai dari pembuatan KTP baru, pembuatan kartu keluarga, pencatatan kelahiran, perceraian dan lainnya.yang membuat saya kaget adalah tarif pelayanan penduduk dalam pembuatan KTP.... 0 Rupiah





Dan mereka (para petugas) nekat melakukan pungli padahal di ruangannya ada papan ini,,ckckckck... saya hendak menanyakan ini tapi menjadi tidak enak, nanti dikira tidak ikhlas memberikan uangnya. Yasudahlah, say ikhlaskan saja. Inilah memang fakta yang terjadi di pemerintahan kita, terutama yang bersifat operasional dan langsung bersentuhan dengan masyarakat. Hal ini juika tidak segera diberantas nantinya bisa berakibat buruk kedepannya karena dapat merusak moral bangsa. Seorang PNS yang baik, haruslah jujur dan berintegritas. Tidak boleh menguntungkan diri sendiri dengan merugikan orang lain. apalagi sampai melanggar peraturan. Yah, sesuai judul tulisan saya, menjalankan peraturan memang tidak semudah membuatnya... tapi teman-teman sekalian, tetaplah mempunya integritas, tetaplah punya pendirian. Kita tidak boleh terpengaruh atau ikut-ikutan berbuat curang. Tetaplah berusaha menjadi pribadi yang jujur dan berintegritas, tak peduli dilihat orang atau tidak karena Alloh SWT akan selalu selalu dan selalu melihat kita.
 
Nikmati hidup ini dengan Positif, Semangat, Gembira.
Diposting oleh Bob Iman Ilmiawan di 07.15 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Akuntansi

Selasa, 23 November 2010

Mari mempertimbangkan segala kemungkinan

Masih berkaitan dengan etika profesi. Dalam menghadapi suatu masalah, janganlah terburu-buru dalam mengambil keputusan. pikirkan segala kemungkinan. dan ambil kemungkinan yang dirasa terbaik. TANPA MERUGIKAN PIHAK LAIN. mari kita lihat contoh berikut:

Seorang auditor, sebut saja namanya Mawar, yang berperan sebagai ketua tim pada Inspektorat Jenderal Departemen X sedang melakukan audit pada suatu satuan kerja. Beberapa hari belakangan ini ia mengalami kebingungan untuk bersikap karena ia dihadapkan dengan permasalahan yang berkaitan dengan integritasnya sebagai auditor. Mawar sedang menghadapi permasalahan keuangan yang berkaitan dengan biaya pendidikan puteranya yang hendak memasuki sekolah menengah umum swasta yang mewajibkan pembayaran uang pangkal untuk gedung sekolah dalam jumlah yang cukup besar dan saat ini tak tersedia dana untuk itu. Puryadi, pimpinan auditan, yang mengetahui permasalahan tersebut menawarkan bantuan untuk membayarkan biaya tersebut.

Ulasan :

Mari kita mengulas dari salah satu teori tentang etika, yakni teori Utilitarian. Menurut teori ini, tindakan atau putusan dapat dinilai baik buruknya secara etis tergantung pada sejauh mana tindakan atau putusan itu membawa kebaikan bagi sebanyak mungkin orang lain. Perbuatan yang etis adalah perbuatan yang membawa kebaikan bagi sebanyak mungkin orang dan kerugian bagi sesedikit mungkin orang.

Untuk lebih mudahnya, mari kita lihat hubungan antara pilihan tindakan yang dapat dilakukan Mawar dengan konsekuansi yang didapatkan :


KEPUTUSAN
KONSEKUENSI
Menerima bantuan

1) Masalah keuangan teratasi
2) Integritas dan objektivitas dikorbankan
3) Pengguna laporan hasil audit tidak
memperoleh fakta yang sebenarnya
Menolak menerima
bantuan

1) Integritas dan objektivitas dapat
dipertahankan.
2) Masalah keuangan tidak teratasi
3) Pengguna laporan hasil audit
memperoleh fakta yang sebenarnya.
Meminjam uang dari
pihak ketiga (bank)
1) Integritas dan objektivitas dapat
dipertahankan.
2) Masalah keuangan sementara dapat
teratasi
3) Pengguna laporan hasil audit
memperoleh fakta yang sebenarnya.
Memilih sekolah lain yang
lebih murah

1) Integritas dan objektivitas dapat
dipertahankan.
2) Keuangan mungkin tidak menjadi
masalah
3) Pengguna laporan hasil audit
memperoleh fakta yang sebenarnya

Dengan menerapkan pada alternatif pilihan yang ada, dapat dihindari rusaknya kredibilitas tanpa mempersulit masalah yang sudah ada.
 
Yang harus menjadi sebuah pelajaran bahwa sesungguhnya suatu praktik atau perilaku yang dilandasi dengan ketidakbaikan maka akhirnya akan menuai ketidakbaikan pula termasuk kemadharatan bagi banyak pihak.
Diposting oleh Bob Iman Ilmiawan di 10.00 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Akuntansi

TOTALLAH DALAM PEKERJAAN..

yak,,,benar sekali judul di atas,, jika sudah berkecimpung di suatu pekerjaan..curahkanlah segala apa yang kita punya agar bisa mendapatkan hasil yang baik.. akan tetapi,,JANGAN TERLALU TUOOTAAALLL... nanti bisa jadi bahan pembicaraan masyarakat dan bisa-bisa foto anda nyebar dengan luas di segala media. 

akhirnya,,bisa terdapat kemungkinan foto anda akan menjadi seperti di bawaH ini...jangan yaaa,,,
 

 












gayus,,,gayuss...ckckckck


BERJANJILAH TEMAN2..jika suatu saat saya melihat anda di media,,,atau anda melihat saya di media. ITU KARENA PRESTASI KITA YG BISA MEMBANTU ORANG BANYAK. semangat majuuuuu ke depaan!!! jangan lupa..NIKMATI HIDUP INI DENGAN POSITIF, SEMANGAT, GEMBIRA.
Diposting oleh Bob Iman Ilmiawan di 09.29 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: One Stop Reading
Postingan Lama

iwakpitik group

Facebook saya

Bob Iman Ilmiawan | Create Your Badge

Labels

Akuntansi (7) Anime (1) One Stop Reading (8) umum (3)

Blog Archive

  • ▼  2011 (5)
    • ▼  Februari (3)
      • Mulai 5 maret 2011 jangan coba-coba menyuap polisi...
      • Lagi banyak kerjaan kok ngantuuk?? INI TIPS UNTUK ...
      • Kisah Nyata PNS Bersih Kisah Seorang Pemeriksa Paj...
    • ►  Januari (2)
  • ►  2010 (13)
    • ►  November (13)
Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

 

Copyright © Bob.Bobi.Bibo. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | American Silver Eagle Coins